Sifat & Kriteria Kayu

Sifat-Sifat Kayu

  1. Sel-sel kayu terdiri dari bermacam-macam tipe yang dimana susunan dinding selnya terbuat dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa serta lignin.
  2. Juka diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial) maka kayu akan memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan atau bersifat Anisotropik.
  3. Selain itu kayu juga dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban).

Sifat Fisik Kayu

1. Berat dari suatu kayu tergantung dari:

  • Jumlah zak kayu,
  • Rongga sel,
  • Kadar Air, dan
  • zat ekstraktif di dalamnya

Berat kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai Berat Jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat.

2. Keawetan

Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

3. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan:

  • Kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dan lain-lain)
  • Kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dan lain-lain)
  • Kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dan lain-lain)

Penebangan, Pengergajian dan Pengawetan

Untuk menghasilkan produk kayu pengergajian yang baik dan efisien, terdapat teknologi pengergajian yang harus diketahui dalam kaitannya sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil dari kayu bagian luar. Tanpa memperhitungkan susut tersebut, hasil pengergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas dengan penyusutan kayu saat pengeringan.

Terdapat 3 Metoda pengergajian,

  1. Lurus (plain sawing)
  2. perempat bagian (quarter sawing)
  3. Penggergajian tipikal (typical sawing)

Pengeringan Kayu

Kayu yang baru di tebang memiliki kadar air yang tinggi, 200% – 300%. Setelah ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air diluar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25% – 35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air air dalam serat (bound water). Kayu dapat dikeringkan melalui udara alam bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur pengering (kiln). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayuakan mempengaruhi kadar air kayu yang mempengaruhi kembang susutnya kayu dan kekuatannya.

Kriteria Kayu dan Jenis Bahan Palet

Tidak diterima

  1. Jengkol
  2. Petai
  3. Karet
  4. Randu
  5. Sengon
  6. Sopsi/Jinjing
  7. Albasia
  8. Dadap
  9. Jambon
  10. Akasia Manium

dan lain-lain jenis kayu yang lunak dan berbau AFKIR.

Diterima

  1. Mahoni
  2. Kecapi
  3. Durian
  4. Mangga/Limus
  5. Bayur
  6. Nangka
  7. Sonokeling
  8. Salam
  9. Rambutan alas
  10. Rasamala

dan lain-lain sejenis kayu merahan, putih, kuning KERAS.

Ukuran Belum Serut

80% Papan
Tebal Lebar Panjang
2,2 cm 10,2 cm 105cm/125cm
20% Balok
Tebal Lebar Panjang
5,2 cm 10,2 cm 105cm

Keterangan: Ukuran tidak boleh kurang/tipis, kulit kayu jangan lebih dari 1cm kayu lapuk/busuk/lunak, Afkir.

Ukuran Sudah Serut

80% Papan
Tebal Lebar Panjang
2 cm 10 cm 100cm/120cm

Papan

2,2 x 10,2 x 105cm

2,2, x 10,2 x 125cm

2,2 10,2 x 145cm

20% Balok
Tebal Lebar Panjang
2 cm 10 cm 100cm

Balok

5,2 x 10,2 x 105cm

5,2 x 10,2 x 125cm